Menjadi Turis di Kota Madrid

Madrid - Akhir pekan ini MotoGP musim 2011 memasuki seri kedua di sirkuit Jerez, Spanyol. Detiksport berkesempatan menyambangi Negeri Matador untuk meliput dari dekat balapan jet darat roda dua itu.

Bersama PT. Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMK), detiksport dan rekan wartawan dari beberapa media lain bertolak meninggalkan Jakarta pada Jumat (1/4/2011) dinihari WIB. Setelah terbang delapan jam lebih, pesawat transit selama dua jam di Dubai, Uni Emirat Arab, dan kemudian melanjutkan penerbangan ke Madrid.

Setelah menghabiskan kira-kira 19 jam di pesawat, kami mendarat di Bandara Internasional Barajas, Madrid, sekitar pukul 2 siang waktu setempat. Sebagai catatan, di tahun 2009 Barajas tercatat sebagai bandara tersibuk nomor 11 di dunia, atau nomor empat di Eropa, dan di tahun lalu melayani hampir 50 juta penumpang.

Keluar dari airport yang mewah itu kami disambut dengan terik matahari Madrid. Saat ini sebagian besar Eropa masih dalam musim semi mendekati musim panas. Meski panasnya cukup mencubit kulit, tapi suhu udara yang dibawa angin masih cukup sejuk, antara 15-22 derajat celcius.

Sebagai ibukota Spanyol, Madrid adalah kota terbesar di negara tersebut, terbesar nomor tiga di Uni Eropa setelah London dan Berlin. Populasi warga metropolitan sekitar 3 juta, tapi hampir 6 juta jika dengan kawasan pinggiran penyangganya.

Setelah meninggalkan bandara dengan bus, rombongan memasuki sentral kota yang dihiasi dengan banyak bangunan khas Eropa dan gedung-gedung pencakar langit. Beberapa skycraper yang terkenal di Madrid adalah menara kembar Puerta de Europa, atau yang berarti gerbangnya Eropa.

Ada pula Menara Picasso (Torre Picasso), yang merupakan bangunan tertinggi di kota Madrid (157 meter). Gedung ini didisain oleh arsitek Minoru Yamasaki, yang juga merancang menara kembar WTC di New York City, yang kini sudah tiada setelah diserang teroris pada 9 September 2011.

Puerta de Europa dan Torre Picasso dapat dlihat dari jalan Paseo de la Castellana, yang panjangnya sampai 6 kilometer. Berbelok ke Avenida de Concha Espina, berdiri salah satu stadion sepakbola paling terkenal di dunia milik klub terbesar di Eropa, Real Madrid, yaitu Santiago Bernabeu. Hari Sabtu ini stadion tersebut akan gegap gempita karena Cristiano Ronaldo dkk akan menjamu Sporting Gijon.

Di sepanjang dua jalan utama tersebut berderet-deret bangunan yang menjadi identitas Madrid, mulai dari kastil, gereja, gedung pemerintahan, sampai pusat-pusat perbelanjaan. Kami juga melintasi air mancur Plaza de Cibeles, yang selalu menjadi pusat pesta besar-besaran warga Madrid jika Real Madrid menjadi juara.

Sebagai kota klasik di Eropa, Madrid memiliki banyak patung tokoh-tokoh besarnya. Dari sekian banyak patung, berdiri seorang Italia yang memiliki sejarah penting buat Spanyol. Dia adalah Christoper Columbus, yang di tahun 1492 menemukan benua Amerika dalam ekspedisi yang "disponsori" Ratu Isabella. Patung Columbus ini terletak di Plaza de Colon.

Bus yang membawa rombongan kami berhenti di Plaza de Espana atau yang berarti Taman Spanyol. Terletak di tengah kota, di taman ini berdiri monumen penyair besar, Miguel de Cervantes Saavedra. Patung Cervantes -- disebut-sebut sebagai William Shakespeare-nya Spanyol, dibangun antara tahun 1925-1930.

Tempat lain yang kami kunjungi adalah Royal Palace atau Palacio de Real Madrid. Istana ini dibangun pada abad kesembilan oleh Dinasti Moor, saat Islam masih berkuasa di Andalusia (Spanyol selatan). Namun setelah jatuh ke tangan penguasa Katolik-Eropa, istana tersebut pun diambil alih oleh Kerajaan Spanyol -- dan saat ini sisa-sisanya tidak ada sama sekali.

Royal Palace sudah tidak lagi menjadi kediaman raja-raja Spanyol, kecuali untuk acara-acara khusus seperti jamuan kenegaraan dan lain-lain. Yang terakhir tinggal di sana adalah Alfonso XIII, yang adalah kakek raja saat ini, Juan Carlos. Istana ini menjadi salah satu tempat wisata "wajib" di kota Madrid, karena sebagian besar bangunan dan perabotannya masih asli.

Hari memasuki sore, kami kemudian menyambangi Puerta del Sol, kawasan tersibuk dan paling ramai di kota Madrid. Jika Anda melancong ke Madrid, tidak afdol jika tidak ke Puerta del Sol. Di sini, selain bangunan-bangunan bersejarah, klasik, apartemen, juga berderet-deret tempat-tempat makan dan penjualan suvenir untuk para wisatawan.

Sebuah catatan untuk turis adalah supaya selalu berhati-hati dengan dompet dan barang-barang bawaan yang lain. Tour guide lokal kami yang bernama Ana bahkan mengakui bahwa Madrid terkenal sebagai salah satu "sarang" pencopet terutama bagi para pelancong.

"Hati-hati jika Anda ditabrak oleh seseorang, apalagi perempuan cantik, bisa-bisa dompet Anda lenyap dari saku Anda," demikian nasihat pemandu rombongan kami tentang salah satu sisi buruk dari kota Madrid tersebut.

Setelah hampir 24 jam tanpa istirahat, kami akhirnya menutup hari pertama di Spanyol dengan bermalam di sebuah hotel di Jl. Gran Via. Sabtu pagi kami akan melanjutkan perjalanan darat sekitar delapan jam menuju Sevilla. Sirkuit Jerez, yang akan menjadi ajang Jorge Lorenzo dkk beraksi, berjarak kira-kira 40 menit dari Sevilla.

sumber : detiknews

0 Response to "Menjadi Turis di Kota Madrid"

Post a Comment